Senin, 13 September 2010

Ibu = Mommy = Mama = True Love


Talking about my mom, terkadang bisa buat aku yang lagi ketawa ngakak tiba-tiba diem n tercekat, really.. bener-bener yang tiba-tiba diem speechless. Siapapun dibumi ini selalu sayang sama ibunya, selalu ingin memberikan yang terbaik buatnya, dan nggak pernah pengen ngecewain. Mengingat n bayangin pengorbanannya sejak aku, kamu, kalian, masih kecil hingga sedewasa ini, Dari kita yang bisanya Cuma nangis n makan doang sampe segede ini bisa nyari duit sendiri, Siapa yang gak sayang coba sama ibu?? Gak satupun orang yang gak sayang sama beliau, gak terkecuali aku.
Mama ku, seperti mama yang lainnya selalu aku bilang hebat. Pengorbanannya buat aku bahkan gak bisa aku bayangin, hanya sekedar bayangin aja aku nggak pernah bisa, apalagi aku harus bertukar tempat sama beliau. Sejak bayi umur 15 bulan aku dinyatakan dokter mengidap penyakit asma, penyakit yang aku pikir nggak bangget, dan selalu nyiksa bangget pas anfal, tapi penyakit ini juga yang bisa ngebuka mata aku lebih akan makna pengorbanan ibu. Pernah suatu kali beliau menuturkan bahwa sekali waktu asma ku kambuh ketika beliau nggak ada dirumah, dan papa yang jagain aku waktu itu gak berani berbuat apa-apa kecuali gendong aku n cuma pegang suntikan berisi obat asmaku. oya, mama ku memang seorang perawat, maka nya beliau gak canggung buat ngerawat aku, juga selalu punya stok obat buatku. Mama sempat histeris saat itu, hampir saja terlambat pas beliau datang, muka dan badanku hampir membiru gak bisa nafas kekurangan oksigen, and that’s it seperti yang kalian duga mama seperti super hero yang datang tepat waktu n nyelametin nyawaku n aku masih bisa bernafas sampai saat ini, dan masih bisa ngeblog juga nulis cerpen. Sejak dari itu sampai hari ini aku sangat bergantung sama mama, mama yang tahu bahkan lebih tau daripada aku sendiri gimana ngurus aku ketika penyakitku ini anfal.
Mama nggak pernah melarangku atas apapun yang aku sukai, beliau nggak pernah membelengguku dengan “rantai rumah” seperti anak gadis lainnya. Mama membebaskanku berbuat apa yang aku mau, taaaaaaaaaaaaapppiiiii karena terlalu bebas itulah bikin aku berfikir buat jangan sampai suatu saat mama jadi menyesal kasih aku kebebasan itu, karena aku sudah sangat sangat beruntung punya kebebasan yang Cuma jadi mimpi buat cewek seusiaku dulu, makanya kebebasan itu justru bikin aku jadi seseorang yang bertanggungjawab BUKAN menjadi seseorang yang liar dan urakan, karena kebebasan yang mama berikan nggak bisa didapetin sama semua cewek-cewek sepertiku, kesadaran itulah yang menjadikanku harus nunjukkin bahwa kebebasan yang beliau berikan gak pernah salah dan gak pernah aku salah gunain juga. Mama jugalah satu-satunya orang yang selalu memberiku semangat ketika semua orang memandang sebelah mata profesiku sebagai dancer. Saat semua orang meremehkanku, berusaha menjatuhkan semangatku, beliaulah satu-satunya orang yang bilang “talenta tak dimiliki oleh semua orang, jika kamu diberi Tuhan talenta, kembangkan, jangan pedulikan orang berkata apa”. Mama jugalah yang selalu mendukungku ketika aku memasuki dunia professional dance, dimana jadwal ku pulang kerumah jadi gak lagi menentu. Kadang jam12 malam aku baru sampai rumah, gak jarang pukul 4 dini hari aku baru mulai mengistirahatkan badanku di tempat tidur, semua orang-orang memandang ku dengan sangat sangat negative, tapi mama cuma tersenyum n bilang “manusia punya mulut masing-masing, kalo kamu mendengarkan satu-satu mulut mereka, prestasi tak didapat, pekerjaan tak diraih, hanya menjadi kerdil lah kamu”.
Mama juga yang mendorongku buat menyelesaikan kuliahku, saat aku tak lagi berminat dengan jenjang universitas, beliau yang kasih semangat untuk selalu jangan pernah berhenti buat belajar. Kata beliau, semakin tinggi tingkat pendidikan kita, semakin terbukalah pemikiran kita tentang segala sesuatu, jadilah seseorang yang memiliki sikap dan intelektual yang tinggi apapun profesi kita. Bisakah membayangkan apa yang sudah beliau kasih buat aku?? Terlalu lebih dari apa yang kuharapkan. Aku sendiri gak sanggup membayangkannya, seperti kataku tadi.
Apa jadinya aku tanpa mama? Aku cuma seorang manusia yang cacat paru-parunya, tapi mama menyempurnakanku, membentukku hingga sesempurna ini, yang bahkan aku seperti nggak merasa memiliki satu penyakit yang setiap saat bisa jadi alasan buat berhenti bernafas.
Apa jadinya aku tanpa mama? Aku hanya manusia yang ingin mengembangkan talentaku, namun terkadang aral selalu merintangiku, hingga aku butuhkan donasi semangat, dari beliaulah aku mendapatkannya.
Namun suatu hari aku mengecewakannya, aku mengecewakan mama..  .. Mama adalah seorang aktivis gereja, keluarga kami adalah katolik taat, namun ketika tangan Tuhan bekerja, Ia memberiku hidayah yang tak semua orang mendapatkannya, Subhanallah. Hingga akhirnya aku mengambil satu keputusan terpenting dalam sejarah hidupku, and this is it aku memiliki kepercayaan lain saat ini, aku mengamininya, dan aku berbeda keyakinan dengan mama sekarang ini. Aku tau mama pasti akan sangat kecewa kalau beliau tau, aku tahu itu, tapi ini adalah panggilan hati, jalan hidup, kepercayaan masing-masing dengan Tuhannya. Aku meninggalkan kepercayaanku yang dulu dan mulai belajar kepercayaan yang baru. 5 tahun berjalan, tapi mulut ini tak pernah kuasa mengucapkan apa yang terjadi sama beliau, karena aku tau beliau pasti akan sangat sangat kecewa. Yang ada di pikiranku saat ini hanyalah bagaimana aku meraih sesuatu yang beliau inginkan atasku, yang bisa membuatnya bangga, yang bisa membuatnya tersenyum. Aku juga sangat sangat ingin mewujudkan mimpi mama ziarah ke kota Jerusalem, mimpi yang belum kunjung beliau wujudkan karena berbagai alasan. Semoga Allah memberiku kesempatan mewujudkan mimpi beliau, sebelum beliau menutup usianya. Aku pasti akan bekerja keras, sangat bekerja keras buat mewujudkan mimpi beliau.
Luv u mommy… from the bottom of my heart, Im really really luv u mom…

Warmly hug
Ur daughter

0 komentar:

Posting Komentar

My Blogger Templates

 

1000 Cerita Tentang Ibu | Copyright 2010